DWH Bilebante menawarkan sejumlah paket wisata menarik. Paket berkeliling menggunakan bersepeda merupakan paket utama yang ditawarkan kepada setiap wisatawan yang datang.
"Paket
wisata sepeda Half Day Tour Bilebante Family Long Ride dengan rute 4 Km paling
sering dicari," ungkapnya. Dengan Rp 225 ribu per orang, pengunjung bisa
merasakan pengaman bersepeda dengan pemandangan indah bersama pemandu wisata
dan juga mendapatkan coffe break.
Dengan
dilengkapi helm sepeda para pengunjung diajak berkeliling desa melalui
permukiman warga, tepian sungai, pematang sawah, kebun sayur, dan kebun buah.
Di sela-sela perjalanan, pengunjung bisa melihat langsung sistem penanaman padi
yang dilakukan masyarakat, menyambangi industri anyaman untuk membuat lidi
batang kelapa untuk sate, atau juga 'kekere' (topi khas lokal dari anyaman lidi
kelapa) yang menjadi salah satu sumber pendapatan penduduk lokal.
Dalam
perjalanan ini, pengunjung juga akan melintasi Jembatan Lime (Lima) di Dusun
Karang Ide yang merupakan salah satu peninggalan Belanda pada era 40-an.
Dinamakan Jembatan Lime dikarenakan jembatan ini memiliki lima saluran irigasi
dari desa sekitar Bilebante.
Yang tidak
kalah asyiknya, pengunjung akan diajak singgah di Pura Lingkar Kelud yang
menjadi Pura tertua di Lombok Tengah. Jangan kaget, meski mayoritas penduduk
Bilebante beragama Islam, namun dua dusun yakni Karang Baru dan Karang Kubu
dikenal sebagai kampung Hindu.
Meski
berbeda, namun toleransi sangat tertata apik di sini. Pengunjung bisa merasakan
langsung berada di pura yang sudah ada sejak 1922 ini.
Keseruan
lain saat beristirahat di 'berugak' atau gazebo bambu khas Lombok sembari
menikmati sajian kuliner khas Lombok dan es kelapa muda.
"Aktivitas
wisata sepeda ada dua pilihan waktu yakni pagi sekitar pukul 07.00 Wita atau
sore sekitar pukul 15.30 Wita," Pahrul melanjutkan.
Pada momen
itu, pengunjung dapat merasakan langsung keindahan panorama matahari terbit
atau terbenam di tengah-tengah hamparan sawah yang hijau. DWH Bilebante juga
menyiapkan sepuluh kamar homestay bilamana para pengunjung ingin merasakan
sensasi menginap dan berbaur dengan warga setempat lebih lama.
Penggemar
grup band Sheila on 7 ini menjelaskan ada sepuluh sepeda beserta pelindung
kepala yang tersedia hasil bantuan dari Bank NTB. Jumlah ini dirasa belumlah
cukup. Tak ayal, jika jumlah wisatawan yang datang lebih dari sepuluh, ia dan
timnya terpaksa menyewa sepeda dari tempat lain.
"Tantangannya
itu jumlah sepeda masih kurang, mudah-mudahan dalam waktu dekat pemerintah
bantu kita," harap Pahrul.
Selain
wisata sepeda, DWH Bilebante juga menawarkan program wisata lain seperti Bumi
Perkemahan Seribu Cerita serta pelatihan pengolahan makanan berbahan dasar
rumput laut dan produk makanan olahan unggulan yang dipandu Koperasi Wanita
Putri Rinjani.
Sejak
dirintis pada 5 September 2016 , jumlah pengunjung yang datang ke Bilebante
tercatat sebanyak 300 orang. Mayoritas berasal dari turis asing seperti
Irlandia, Jerman, Perancis, dan juga Timor Leste yang umumnya memilih paket
wisata sepeda.
"Uang
yang masuk kita simpan untuk membangun atau melengkapi fasilitas
lainnya," kata dia. Ia berharap pemerintah memiliki komitmen yang sama
dalam memajukan desa wisata di Lombok dan juga dan mendukung kegiatan pemuda di
Bilebante.
Komentar
Posting Komentar